Suka-Duka Menjadi Interviewer



Sejak kapan saya bercita-cita menjadi seorang  Pewawancara? Jawabannya, sejak saya tidak lulus masuk Perguruan Tinggi (PT) Jurusan Keguruan. Sejak kapan saya mencintai profesi Kewartawanan? Jawabannya, sejak saya lulus masuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Fajar.


Menjadi Interviewer yang baik tak semudah yang kita bayangkan. Ada banyak tantangan yang harus kita hadapi, termasuk melawan diri sendiri. Melawan kemalasan, ke-egoisan bahkan melawan sakit yang menerpa. Namun semua akan menjadi mudah jika kita memiliki niat dan tekad yang kuat.  

Sampai kapan saya akan menjadi Jurnalis? Jawabannya sampai saya tak lagi dibutuhkan, sampai saya tak lagi bisa menulis.  Bekerja sebagai Jurnalis, sebagai  pilar ke -  IV Negara, dibutuhkan ke-Profesionalan. Banyak yang menilai pekerjaan ini adalah pekerjaan yang kepo. Yah, mungkin memang benar karena pekerjaan ini adalah pekerjaan yang maunya, tahu tentang semua hal.

Mulai dari Kemiskinan, Kekayaan, Keadilan, Kesenjangan, Kebaikan sampai pada Kejahatan tentang semua hal yang bersifat Kontrol Sosial, Pendidikan, Hiburan tentang semua Fungsi Pers harus kami kupas tuntas.
Menulis berita tidak semudah menulis Diary (Catatan Harian Pribadi), dibutuhkan perjuangan di lapangan. Berjuang menemukan klien yang memiliki kapabilitas untuk berbicara terkait hal yang pertanyakan, beruntung bila klien mau terbuka dengan jujur.

Menjadi Interviewer. Harus rela mempertaruhkan waktu, tak kenal kapan? Kapan saja  harus siap bekerja mengeksekusi semua penugasan yang diberikan Pimpinan. Jam tidur berkurang, pertemuan dengan teman pun harus berkurang bahkan waktu bersama dengan keluarga harus berkurang.
Akan tetapi tak perlu khawatir dibalik semua pengurangan tersebut. Disisi lain ada yang bertambah termasuk menambah teman baru dari beragam kalangan.

Bicara suka. Tentu, semua profesi memiliki suka cita dalam menjalaninya. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita mencintai pekerjaan itu. Jika kita mencintainya maka semuanya akan menjadi mudah dan mampu membahagiakan kita.
Suka, bekerja sebagai Jurnalis bagi saya banyak hal, termasuk kita diberi kesempatan bertemu dengan siapa saja, mulai Pejabat Birokrat Negara, Aparatur Negara, Pengusaha dan lainnya.  Bercanda tawa, layaknya teman namun tetap harus cerdas memposisikan diri.

Sebagai wartawan yang masih baru berkarir dibidang ini. Saya bersyukur, sejauh ini perjalanan saya masih aman-aman saja. Bukan berarti saya menutup mata untuk tidak berhati-hati dan tetap berjalan sesuai kode etik Jurnalisme.
Saya berharap semua pihak mampu memahami pekerjaan ini, kekerasan pada Wartawan sampai berdarah-darah harus berkurang, Penyekapan Wartawan sampai berhari-hari semoga tak lagi terjadi seperti yang dialami mantan Wartawan Senior Meutya Hafied, Anggota DPR-RI dan Wartawan Senior Metro TV Budiyanto.

Kami, Saya Jurnalis. Jurnalis Indonesia, Jurnalis Televisi, Jurnalis VE Channel TV  bekerja untuk memperjuangkan keadilan, untuk kepentingan Bangsa dan Negara.  

MAKASSAR, 07 FEBRUARI 2017

(Asma / Wirana Putri )


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dikekang Rasa

TETAP SEMANGAT, KEJARLAH MIMPI!

Tidak Harus Mengubah Cover untuk menjadi Tomboy