Guratan Kisah Jurnalis Kampus
Dok. 16 Desember 2016 di Pelataran Aula, |
TIGA
tahun telah kami lewati bersama, suka duka kami
lalui bersama, derai air mata hilir berganti jadi bahagia. Tibalah saatnya kami
melepaskan seragam kebanggaan kami, setelah memproklamirkan diri sebagai “Demisoner” UKM Pers Unifa.
Bagi kami, UKM Pers bukan sekadar lembaga kemahasiswaan sebagai tempat mengembangkan minat dan bakat tertentu para aktivis atau jurnalis muda, pers mahasiswa. Namun, bagi kami, lebih daripada itu.
UKM Pers merupakan wadah bagi kami menemukan Jati diri kami, tempat belajar, tempat menuangkan Ilmu, tempat berbagi dan tempat menemukan saudara-saudara terbaik kami.
Bagi kami, UKM Pers bukan sekadar lembaga kemahasiswaan sebagai tempat mengembangkan minat dan bakat tertentu para aktivis atau jurnalis muda, pers mahasiswa. Namun, bagi kami, lebih daripada itu.
UKM Pers merupakan wadah bagi kami menemukan Jati diri kami, tempat belajar, tempat menuangkan Ilmu, tempat berbagi dan tempat menemukan saudara-saudara terbaik kami.
Pada awal perekrutan 2012 angkatan ke-IV, kami berjumlah sekitar 70 orang dan akhirnya yang berhasil mengikuti pelatihan diklat dasar jurnaslistik berjumlah hanya 23 orang ditambah dengan anak magang 4 orang hingga akhirnya terkikis sedikit demi
sedikit dan menyisakan sedikit orang.
Dan pada Oktober 2012 lalu, kami resmi bergabung menjadi bagian dari UKM Pers atau yang lebih dikenal dengan nama KERTAS (Red.)
Dan pada Oktober 2012 lalu, kami resmi bergabung menjadi bagian dari UKM Pers atau yang lebih dikenal dengan nama KERTAS (Red.)
Masih
teringat jelas, kata-kata yang seringkali dilontarkan oleh ketua umum UKM
pers sat itu, Irwan sakkir. yang menjabat pada periode 2013-2014 atau yang
kerap kami sapa kak Vhito ataupun Mario teguh, senior yang paling deman mendongeng
hingga kami terhipnotis. Bahwa “Orang–orang
yang berhasil masuk di UKM pers adalah
orang-orang terpilih”.
Dan
saya percaya itu. Why? Karena masuk di UKM Pers tidaklah mudah, dan tidak mudah
bertahan selalu ada kejenuhan yang menghantui. Orang-orang yang bertahan di UKM
pers hingga detik-detik pengikraran
sebagai Demosioner adalah orang-orang yang sabar, sabar mengahadapi
masalah, sabar menerima perbedaan seribu karakter, sabar menghadapi keegoisan,
dan orang-orang yang masih mau belajar menderita.
Fahril Muhammad, Rahmat
Mulia, Rio Triputra, Muh. Agus Fachri, Irfan Jayadi, Dian Kartika, Ratnasari,
Muh Hidayatullah Akhyar, Reski Abdul Hamid dan saya sendiri adalah sepuluh
orang yang masih bertahan.
Selama 3 tahun bersama,
ada banyak kenangan yang terlukis entah indah, manis, ataupun pahit. Saya sendiri seringkali mendapati diri berada
dalam kenangan-kenangan itu.
Selama 3 tahun pula, saya terus belajar tentang bagaimana diterima dan menerima orang lain.
Termasuklah
saya banyak belajar dari dua orang pemimpin yang saya hadapi ini; Irwan Sakkir dan Fahril
Muhammad.
Dua pemimpin yang memiliki kepemimpinan yang berbeda. Bagaimana di awal kepemimpinan Aril sapaan akrabnya, saat itu saya seringkali terkubur dalam kepemimpinan kak Vhito, seringkali ingin menyamakan kepemimpinan keduanya.
Beruntung , pada akhirnya dapat memahami bahwa setiap orang memiliki kepemimpinan yang berbeda-beda!
Dua pemimpin yang memiliki kepemimpinan yang berbeda. Bagaimana di awal kepemimpinan Aril sapaan akrabnya, saat itu saya seringkali terkubur dalam kepemimpinan kak Vhito, seringkali ingin menyamakan kepemimpinan keduanya.
Beruntung , pada akhirnya dapat memahami bahwa setiap orang memiliki kepemimpinan yang berbeda-beda!
Dan
Selama 3 tahun pula, cukup waktu untuk mengenal sedikit karakter dari mereka. Bertemu
Aril di lokasi pengkaderan UKM pers, Tanjung Bayang. Sejak itu belum terlalu mengenalnya, tetapi masih ingat dengan jawaban-jawaban tepatnya ketika ditanyai
oleh senior atau pemateri. Ditambah ketika satu kelas dengannya pada
semester dua seringkali satu kelompok.
Lalu
ketika kak Vhito memintaku meng-agendakan rapat dengan angakatan ke-4 untuk
menentukan siapa yang siap untuk menggantikan posisi tertinggi UKM Pers, posisi
yang penuh dengan tanggung jawab, posisi yang selalu siap mendapatkan hujatan,
siap di benci ataupun dicintai.
Kala itu, saya adalah salah satu orang yang menyarankan ke kak Vhito agar dia dijadikan sebagai ketua umum dengan pertimbangan karena dialah diantara kami yang paling mendekati syarat-syarat diatas. Walau sejak 2 tahun dia di UKM pers masih antara ada dan tiada.
Dan ternyata tidak salah karena mayoritas dari kami memilihnya dan terbukti saat ia benar-benar terpilih menjadi ketua Umum UKM Pers Periode 2014-2015.
Kala itu, saya adalah salah satu orang yang menyarankan ke kak Vhito agar dia dijadikan sebagai ketua umum dengan pertimbangan karena dialah diantara kami yang paling mendekati syarat-syarat diatas. Walau sejak 2 tahun dia di UKM pers masih antara ada dan tiada.
Dan ternyata tidak salah karena mayoritas dari kami memilihnya dan terbukti saat ia benar-benar terpilih menjadi ketua Umum UKM Pers Periode 2014-2015.
Panjang-lebar,
bosan. Menurutku Aril itu, penyabar,
pemendam rasa, suka gak peka kontradiktif dengan dia yang pandai menganilisis
masalah, kadang-kadang nyebelin, semangatnya bergelombang (naik turun), seperti
orang yang lagi demam. Dia itu !!!! memiliki tipe pemimpin seperti SBY lamban
dalam mengambil kebijakan alias penuh pertimbangan sifat eksteren lebih kuat daripada interennya.
Lanjut ke Rahmat Mulia atau Cillonk. Mr. paling kecil diantara enam laki-laki yang masih bertahan. Nah kalau si Mr. yang satu ini aku tidak begitu banyak mengenal karakternya seingatku. Aku baru akrab dengannya saat Raker di Je’neponto.
Menurutku dia Typical orang yang keras (Keras-keras tai Ayam) Kalau lagi marah-marah langsung pergi, orangnya suka dibujuk, masih susah kontrol emosi.
Tapi kalau gue liat dia itu tipikal penyayang dan gentle (hehehe) suka nolongin gue, “sayang banget ma dia yang gak pernah nolak kalau diminta tolongin/ kalau gue bisa bilang kuliahku, gak pernah eror karena bantuan dia juga”.
Lompat
ke Reski Abdul Hamid, atau orin. Gue paling takut kalau dia lagi marah. Mukanya
seremmm!!! Serem-serem taccidi (sensor).
Menurutku dia itu pemendam rasa juga apalagi kalau sama gue paling gak mau terbuka, kalau lagi ngambek gak mau ngomong, tapi gue salut dengan kecerdasannya apalagi kalau bahas politik, gue jadi butiran debu aja deh.
Semoga setelah buka-bukan di Jakarta semuanya jadi lebih baik, Rin. Kata-katamu benar bahwa kita tidak akan pernah tau sifat orang kalau kita belum pernah serumah.
Dan itu terbukti ketika kita serumah, sekamar, senasib, seperjuangan. “Orin Jangan Suka Baper, jangan suka pendam perasaan, bebasin diri kamu”. Hahahah jangan lupa kritik gue kalau lagi salah yahh!!! “Gak mau persahabatan ini hancur hanya karena kesalapahaman”.
Menurutku dia itu pemendam rasa juga apalagi kalau sama gue paling gak mau terbuka, kalau lagi ngambek gak mau ngomong, tapi gue salut dengan kecerdasannya apalagi kalau bahas politik, gue jadi butiran debu aja deh.
Semoga setelah buka-bukan di Jakarta semuanya jadi lebih baik, Rin. Kata-katamu benar bahwa kita tidak akan pernah tau sifat orang kalau kita belum pernah serumah.
Dan itu terbukti ketika kita serumah, sekamar, senasib, seperjuangan. “Orin Jangan Suka Baper, jangan suka pendam perasaan, bebasin diri kamu”. Hahahah jangan lupa kritik gue kalau lagi salah yahh!!! “Gak mau persahabatan ini hancur hanya karena kesalapahaman”.
Ratnasari
atau Mrs. Anna. Kalau ini gue paling suka bully dia, paling suka liat raut
wajahnya kalau lagi marah, paling nyebelin kalau lagi tertawa gak bisa berenti berenti kae bau
ikan ngundang kucing makan (ngundang
orang ikut tertawa).
Tapi salut sama Anna yang Rezekkkk. Salut sama keuletannya beribadah. Salut sama salatnya. Salut sama keinginannya untuk terus berubah menjadi lebih baik. “Jangan suka salat subuh jam 7 pagi, entar pahalanya gak full”. (heheh)
Tapi salut sama Anna yang Rezekkkk. Salut sama keuletannya beribadah. Salut sama salatnya. Salut sama keinginannya untuk terus berubah menjadi lebih baik. “Jangan suka salat subuh jam 7 pagi, entar pahalanya gak full”. (heheh)
Dian
Kartika, nah ini juga adalah salah satu orang yang sangat gue kagumi tapi juga
gue kesselin. Kagum karena dia cerdas, tapi sebel karena dia malas kuliah.
Tapi salut karena pengalaman dan Ilmunya yang banyak, susah banget menang kalau debat sama dia, tapi suka banget berbagi, berdiskusi dengannya apalagi dia gak pelit soal ilmu. ( Kuliahnya cepat kelar yaah dian, semangat!)
Tapi salut karena pengalaman dan Ilmunya yang banyak, susah banget menang kalau debat sama dia, tapi suka banget berbagi, berdiskusi dengannya apalagi dia gak pelit soal ilmu. ( Kuliahnya cepat kelar yaah dian, semangat!)
Muh.
Hidayatullah Akhyar. Atau Mas bento kalau
ini gue paling demam berteman, gak pernah marah, paling rajin
antar gue pulang, gak banyak ngomong tapi nyimak, sosok yang juga buat gue banyak mengubah diri dari sifat
egois gue, sebenarnya gue itu gak keras mas bento cuman kalau ada yang
gue kerjain aku berusaha sebaik-baiknya untuk mencapai kesempurnaan. Kalaupun gagal
tidak apa-apa yang penting sudah melakukan usaha terbaik. (Tapi makasih banget
atas saran dan kritikanmu). Heheh
Agus.
Hahah kalau yang ini, dari luar karismatik, kuull banget tapi malas gerak (akibatnya pamorenya turun) paling
nyebelin paling pelit diminta tolongin apalagi sama gue. Tapi
gue salut dia yang masih memberikan dedikasinya untuk UKM Pers hingga hari ini. (Semangat kaka Agus jangan pacaran mulu,
ilmunya dimanfaaitin dibagi sama adik-adiknya).
Bergeser
ke Rio Triputra atau yang sering gue sapa “ Gendu’’ Dia itu…..? Nyebelinnya dia kalau pas lagi rapat, apalagi kalau
lagi marah-marah (hahah/ ingat raut wajahnya yang suka sok-sok ngambek) paling suka ngajak orang berdebat sampai berputar-putar bundaran H.I tapi gak ada titik temunya (sekadar jail doank). Bendahara paling pelit tapi di luar buuuaik banget. suka traktir
kite-kite. Terus, dia itu orang yang mau
diajak berjuang dan menderita “ Remember it
DJPA II PP Pare-pare, dan FPMN Bolakbalik
Pemkot meski dihujani”.
Mentok
di Irfan jayadi, nah kalau ini orang yang paling gue kagumi kali
pertama karena keuletannya melaksanakan salat 5 waktu. (Pesan, Salatnya
ditingkatkan lagi kakak Gonrong).
Akhir
kata, Mari jaga pertemanan, persahabatan, persaudaraan semoga terus terjalin dengan baik.
“Melepaskan seragam bukan berarti melepaskan
kepedulian dan kecintaan kami terhadap rumah kami "UKM PERS UNIFA".
Tetaplah menjadi rumah damai yang menyenangkan bagi keluarga besar Unifa, Keluarga
besar PPMI, tetaplah berkarya dengan penamu, tetaplah menari diatas KERTASmu
teruslah menjadi kebanggaan bagi kita semua yang mencintaimu”.
(Asma)
Makassar. 18 Desember 2015. 09.56 AM
Aminn
BalasHapusAamiin, Heheheee
BalasHapusTunggu tulisan gue jga, coming soon
Hahahaaa deh antara ada dan tiada -__-
BalasHapus