ANALISIS KECENDERUNGAN MEDIA TELEVISI METRO TV DAN TVONE DALAM MEMBERITAKAN KOTA MAKASSAR
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Media Massa khususnya
Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan pelbagai informasi yang update secara audio dan visual kepada
khalayak. Diantara banyak stasiun televisi nasional. KompasTV, MetroTV, TVOne, Net TV,
SCTV, RCTI, ANTV, MNCTV, GLOBAL TV, TRANSTV, TRANS7 dan Indosiar.Merupakan dua
stasiun televisi yang sama-sama mengusung konsep newsMetroTV dan TvOne.MetroTV merupakan sebuah televisiberita yang
berkedudukan di Indonesia didirikan oleh PT
Media Televisi Indonesia, resmi mengudara sejak 25 November 2000 di Jakarta setelah memperoleh izin penyiaran atas nama
"MetroTV" pada tanggal 25 Oktober 1999 menggunakan lambang burung elang dan
warna dasar biru dan kuning dengan jenis huruf Handel Gothic kursif yang
memberikan kesan modern, segar dan futuristik.MetroTVadalah salah satu stasiun tv Nasional yang mempunyai biro di
beberapa daerah termasuk Makassar, berada di Jl. Jenderal Sudirman tepatnya di
Menara Bosowa lantai 15.
Biro Metro tv Makassar bertugas
untuk menyuplai berita nasional meski sifatnya lokal tapi kontribusinya
nasional yang kemudian dikirim ke jakarta. Metro sendiri lebih cenderung
menyajikan berita dibanding hiburan, Untuk hiburan sendirihanya sekitar 0,00 sekian persen saja
karena segementasi Metro tv memang adalah sebagai salah satu tv berita. Adapun
Program-progaram acara berita Metro sebagai berikut metro malam, metro pagi,
metro siang, Metro sport, Metro show, Metro Hari ini, Prime Time News, Eleven
Show, Top 9 News.
Hampir
sama dengan MetroTV. TvOne sebelumnya bernama Lativi berawal dari penggunaan nama Lativi, stasiun televisi ini didirikan pada tanggal 30 Juli 2002 oleh Abdul
Latief dan
dimiliki oleh ALatief
Corporation. Pada
saat itu, konseppenyusunan acaranya banyak menonjolkan
masalah yang berbau klenik, erotisme, berita kriminalitas dan beberapa hiburan ringan
lainnya.Sejak tahun 2006,
sebagian sahamnya juga dimiliki oleh Grup
Bakrie yang
juga memiliki stasiun televisi antv.
Pada tanggal 14 Februari 2008,
Lativi secara resmi berganti nama menjadi tvOne, dengan komposisi 70 persen
berita, sisanya gabungan program olahraga dan hiburan. Dalam memberitakan kota Makassar ragam penilaian
terhadap karakter orang Makassar ada
yang menilai kasar, emosional, kolot dan
cepat marah. Adapula yang sopan dan jujur (Warnaen, 2002: 219-223).
Keragaman persepsi tersebut
merupakan salah satufaktor dari kecenderungan pemberitaan kota Makassar pada
media khususnya televisi. Menilik media televisi Metro TV dan TvOne terlihat
melalui program berita. Peristiwa konflik (protes sosial) baik itu dalam wujud
bentrok maupun tawuran yang terjadi di Makassar adalah fakta sosial yang rutin
dimunculkan sebagai fakta media.Salah satu fenomena yang masih membekas dan ditayangkan
di TV nasional adalah fenomena Insiden Tiga Belas Nopember 2014 Gunung sari
Universitas Negeri Makassar.Tidak terima atas kebijakan pemerintah menaikkan
harga BBM (Bahan Bakar Minyak).Mahasiswa pun melakukan aksi unjukrasa sebagai
bentuk penolakan atas kebijakan yang dikeluarkan.Insiden Tiga belas November
Gunungsari atau lebih dikenal INSTING.Mengingatkan kita pada peristiwa 24 April
1996 lalu yang terjadi di Universitas Muslim Indonesia (UMI) yang disebut
dengan AMARAH (April Makassar Berdarah). Kasusnya hampir sama. Berawal dari
kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) yang berujung
pada bentrokan hingga menelan korban.AMARAH 1996 demonstran dan petugas
kepolisian bentrok menyebabkan 13 orang tewas dan fasilitas kampus rusak. Unjukrasa mahasiswa di depan kampus
UNM, Kamis, 13 November pun berakhir ricuh. Dalam insiden tersebut
Wakapolrestabes Makassar, AKBP Toto Lisdiarto dilarikan ke rumah sakit akibat
terkena anak panah.
Unjuk rasa yang dimulai
pukul 15.00, awalnya berlangsung seperti biasa.Mahasiswa yang bersiap orasi
sambil menutup jalan dicegah oleh petugas kepolisian.Wakapolres yang turut
mengamankan aksi tiba-tiba terkena anak panah.Toto terkena busur di bawah
ketiak sebelah kanan.Mengetahui Wakapolrestabes terluka, ratusan polisi
kemudian memburu demonstran hingga ke dalam kampus. Bahkan beberapa
mahasiswa yang diduga “provokator” dan pelaku pembusuran ditangkap. Belasan
fasilitas kampus UNM rusak diantaranya kaca jendela dan pintu Fakultas Ilmu
Sosial, jurusan Psikologi dan PKn, kaca depan satu unit mobil bernomor polisi
DD 815 AK, belasan sepeda motor di basement Pinisi.
Tak hanya bentrok dengan
mahasiswa.Petugas kepolisian pun melakukan kekerasan terhadap jurnalis,
mengakibatkan Waldy dari Metro
TV mengalami luka robek dan pendarahan di bagian kepala.Ia terpaksa
harus dilarikan ke rumah sakit lantaran lukanya serius. Enam wartawan lainnya,
yakni Iqbal Lubis (Koran
Tempo), Ikrar Assegaf (Celebes
TV), Asep (Rakyat
Sulsel), Zulkarnain "Aco" (TV One), Rifki (Celebes Online), serta Fadly (media online kampus) cedera.
Rata-rata, mereka dianiaya dengan cara ditendang, ditinju, dijambak,
dan peralatan kerja jurnalistik dirampas, disita, dirusak, dan disabotase.
Berdasarkan dokumentasi
liputan TV One Biro Makassar, frekuensi berita dalam kurun waktu 2014 hingga
Desember 2015 menunjukkan dominasi tayangan bentrok dan tawuran. Pencitraan
negatif tentang Makassar dan orang-orangnya cukup jelas terlihat, baik itu
melalui tayangan visual shot yang memperlihatkan aksi anarkisme seperti lempar
batu dan bakar ban, maupun audio berupa narasi berita dan aksentuasi bahasa
Makassar. Interpretasi audiens secara garis besar memang akan cenderung sama
dengan apa yang digambarkan televisi.
Hal ini sejalan dengan
pendapat Dana Mastro (Bryant & Oliver. 2009: 276) bahwa efek stereotip
kelompok tertentu berhubungan langsung dengan bagaimana mereka digambarkan
dalam media. Apalagi, bagi audiens yang sama sekali tidak memiliki pengalaman
langsung berkaitan dengan pesan pemberitaan.
A. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
kecenderungan pemberitaan kota Makassar
di Metro?
2.
Bagaimana
kecenderungan pemberitaan kota Makassar
di TvOne?
3.
Bagaimana
perbandingan kecenderungan pemberitaan kota Makassar di MetroTV dan tvOne?
4.
Bagaimana
kesamaan pemberitaan kota Makassar di MetroTV
dan TvOne?
B. TUJUAN PENELITIAN
1.
Untuk mengetahui kecenderungan pemberitaan Metro
2.
Untuk
mengetahui kecenderungan pemberitaan
TvOne
3.
Untuk
mengetahui perbandingan kecenderungan pemberitaan kota Makassar di MetroTV dan
tvOne
4.
Untuk
mengetahui kesamaan pemberitaan MetroTV dan TvOne
C. MANFAAT PENELITIAN
1.
Manfaat
Teoritis
Untuk
menambah kajian dalam bidang Ilmu Komunikasi terutama yang menggunakan metode
kualitatif pada umumnya, melalui paradigma dengan menggunakan analisis framing
pada khususnya. Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memperoleh
pengetahuan tentang perbandingan kecenderungan pemberitaan kota Makassar di
MetroTV dan tvOne
2.
Manfaat
Praktis
1.
Dapat
menjadi bahan evaluasi dan masukan bagi jurnalis serta institusi media massa,
khususnya Metro TV dan TvOne terhadap
kecenderungan pemberitaan berita kota Makassar yang disampaikan kepada khalayak.
2.
Dapat menjadi referensi bagi mahasiswa Ilmu
komunikasi yang tertarik dengan penelitian teks media khususnya yang
menggunakan metode analisis framing.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. MEDIA MASSA
Dalam Baksin (2006: 16)
mendefinisikan bahwa: “Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi
(hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan
audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk memengaruhi mental,
pola pikir, dan tindak individu”.
Menurut ensiklopedia
Indonesia dalam Parwadi (2004: 28)Televisi sangat berperan dalam memengaruhi
mental, pola pikir khalayak. Sifatnya yang audiovisual merupakan media yang
dianggap paling efektif dalam menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif dan
permisif.MetroTV dan TvOne adalah dua diantara televisi berita nasional di
Indonesia dalam memberitakan kota Makassar memberi dampak terhadap imagekotaMakassar.
Persepsi tentang orangMakassar ada yang negatif (tidak baik) dan positif
(baik).Keragaman persepsi tersebut cukup erat kaitannya denganKecenderungan televisi dalam menayangkan
berita.berita.Nilai berita ini menjadi ukuran
yang berguna atau yang biasa diterapkan, untuk menentukan layak tidaknya berita
tersebut. Nilai berita menjadi penting dalam penyajian suatu berita yang akan
di sebarluaskan ke publik karena nilai berita juga menjadi acuan yang dapat
digunakan oleh para jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan
fakta yang pantas dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik dan hal
inilah yang menjadi alasan dan latar belakang betapa pentingnya nilai berita
untuk dipahami terutama oleh insan jurnalisme supaya berita yang disajikan akan
lebih berkualitas.
Semakin baiknya kualitas sebuah
berita maka hal ini juga menunjukan bahwa semakin baik pula karya jurnalistik
yang dihasilkan dan bahkan sebuah kualitas berita bisa berarti luas dengan
kontribusi dalam mencerdaskan publik.Semakin kritis publik terhadap sebuah
nilai berita itu artinya publik semakin intelektual. Menurut Wibowo, (2005:19)
Dalam kaitannya dengan
jurnalistik, khlayak pembaca bukanlah merupakan subyek yang pasif melainkan
subjek yang turut aktif pula menafsirkan bacaannya. Sesungguhnya pendapat
tersebut tidak hanya bisa diaplikasikan terhadap bentuk jurnalistik media cetak
saja namun juga bisa dikaitkan dengan jurnalistik media elektronik yaitu publik
disini bisa berarti penonton televisi, netizen (pengguna internet) dan
sebagainya yang menjadi khalayak dari media elektronik juga merupakan subyek
dan merekapun bukanlah subjek yang pasif namun juga merupakan subjek yang aktif
dengan apa yang mereka konsumsi atau dengan berita yang mereka lihat contoh
dalam bentuk visual. Nilai berita menjadi sebuat batas kelayakan yang wajib
dalam dunia jurnalistik karena berkaitan langsung dengan khalayak berita, baik
itu berupa presepsi maupun dampak.
Berkaitan
dengan nilai berita ada beberapa pendapat sesuatu dikategorikan mempunyai
tentang kriteria nilai berita. John Galtung dan Marie Holmboe Ruge 1965 ( dalam Nurudin 2009:52 ) pernah memberikan
kriteria yaitu frekuensi, negative bad news is good news, tak terduga,
Personalisasi peristiwa, Kepenuhartian atau cultural proximity, Berkaitan dengan pemimpin
Negara, Berkaitan dengan individu, Konflik, Prediksi, penting, besar,
aktulitas, kedekatan, tenar, human interest.
1. Pengertian Media Massa
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian
pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat
komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002).
Media massa adalah faktor
lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik,
pelaziman operan atau proses imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media
massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi
(Rakhmat, 2001).
Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan,
dinamika masyarakat akan terbentuk, dimana media adalah pesan. Jenis media
massa yaitu media yang berorentasi pada aspek (1) penglihatan (verbal visual)
misalnya media cetak, (2) pendengaran (audio) semata-mata (radio, tape
recorder), verbal vokal dan (3) pada pendengaran dan penglihatan (televisi,
film, video) yang bersifat ferbal visual vokal (Liliweri, 2001).
Effendy (2000), media massa digunakan dalam komunikasi apabila
komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio,
televisi, dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan
rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan.
Keuntungan komunikasi dengan menggunkan media massa adalah bahwa media massa
menimbulkan keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang
jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat
efektif yang dapat mengubah sikap, pendapat dan prilaku komunikasi.
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa
menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan
heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah
ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu
menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007).
Media massa memberikan informasi tentang perubahan, bagaimana
hal itu bekerja dan hasil yang dicapai atau yang akan dicapai. Fungsi utama
media massa adalah untuk memberikan informasi pada kepentingan yang
menyebarluas dan mengiklankan produk. Ciri khas dari media massa yaitu tidak
ditujukan pada kontak perseorangan, mudah didapatkan, isi merupakan hal umum
dan merupakan komunikasi satu arah. Peran utama yang diharapkan dihubungkan
dengan perubahan adalah sebagai pengetahuan pertama. Media massa merupakan
jenis sumber informasi yang disenangi oleh petani pada tahap kesadaran dan
minat dalam proses adopsi inovasi (Fauziahardiyani, 2009)
Fungsi media massa menyampaikan informasi (to
inform), mendidik (to educate), menghibur (to enterteint) melakukan pengawasan
sosila (Control Sosial)
2.
Televisi Sebagai Media Massa
Televisi atau yang sering disebut TV merupakan salah satu
media massa yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia, televisi adalah sebuah alat penangkap siaran
bergambar.Televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (tampak), jadi
televisi berarti tampak atau dapat dilihat dari jauh. Dalam Oxford
Learner’s Dictionary menyebutkan, Television is system of
sending and receiving pictures and sounds over a distance by radio waves (televisi
adalah sistem pengiriman dan penerimaan visual dan audio dalam suatu jarak
tertentu melalui gelombang radio). Secara sederhana kita dapat mendefinisikan
televisi sebagai media massa yang menampilkan siaran berupa gambar dan suara
dari jarak jauh.
Sebagai media massa, televisi merupakan sarana komunikasi
massa. Komunikasi massa sendiri mempunyai definisi sederhana seperti yang
dikemukakan Bittner (1980: 10) “Mass communication is message communicated
trough a mass medium to a large of people” (komunikasi massa adalah
pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang). Ini
berarti antara televisi dan komunikasi massa yang menyangkut khalayak banyak
sangat berkaitan satu sama lain.S
Secara langsung maupun tidak langsung televisi pasti
memberikan pengaruh besar terhadap perubahan kehidupan masyarakat.Massa dalam
hal ini adalah masyarakat merupakan pihak yang berperan sebagai komunikan
sedangkan para insan pertelevisian berperan sebagai komunikator yang memberikan
pesan berupa informasi, hiburan, edukasi maupun pesan-pesan lainnya. Pesan yang
disampaikan melalui televisi akan sampai ke khalayak dengan cepat tetapi tidak
demikian dengan umpan balik atau feedback dari masyarakat akan sampai ke
televisi dengan tidak segera. Proses penghantaran pesan antara konunikator dan
komunikan inilah yang kita sebut sebagai arus informasi. Agar pesan bisa
diterima baik oleh komunikan dalam kasus ini yaitu masyarakat, maka diperlukan
pengendalian arus informasi. Sejauh ini yang kita tangkap dari komuikasi massa
televisi, televisi lebih dominan dalam situasi komunikasinya.
Televisi cenderung persuasif dengan segala program tayangan
yang makin bervariatif.Ini tidak mengherankan karena televisi menjalankan
perannya sebagai komunikator.Namun tidak menutup kemungkinan bahwa feedback
masyarakat sebagai komunikan juga penting bagi perkembangan informasi dan pemaketan
program televisi itu sendiri.
3.
Berita, Pemberitaan Dan Nilai Berita
Berita adalah
informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan
lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang
ketiga atau orang banyak.Laporan
berita merupakan tugas profesi wartawan, saat berita dilaporkan oleh wartawan
laporan tersebut menjadi fakta / ide terkini yang dipilih secara sengaja oleh
redaksi pemberitaan / media untuk disiarkan dengan anggapan bahwa berita yang
terpilih dapat menarik khalayak banyak karena mengandung unsur-unsur
berita.Stasiun televisi biasanya memiliki acara berita atau menayangkan berita
sepanjang waktu. Kebutuhan akan berita ada dalam masyarakat, baik yang melek
huruf maupun yang buta huruf.
Elemen
nilai berita yaitu sebagai berikut :
1.
Immediacy, kerap disitilahkan dengan timelines atau aktualitas. Artinya
terkait dengan kesegaran peristiwa yang dilaporkan. Sebuah berita sering
dinyatakan sebagai laporan dari apa yang baru saja terjadi. Bila peristiwanya
terjadi beberapa waktu lalu, hal ini dinamakan sejarah. Unsur waktu amat penting
disini.
2.
Proximity, jarak. khalayak berita akan
tertarik dengan berbagai peristiwa yang terjadi didekatnya, disekitar kehidupan
sehari-harinya. Proximity ialah keterdekatan peristiwa dengan pembaca atau
pemirsa dalam hidup mereka. Orang-orang akan tertarik dengan berita-berita yang
meyangkut kehidupan mereka, seperti keluarga atau kawan-kawan mereka atau
kota-kota mereka beserta klub-klub olahraga, stasiun, terminal, dan
tempat-tempat yang mereka kenali setiap hari.
3.
Consequence, akibat. berita yang mengubah
kehidupan pembaca adalah berita yang mengandung nilai konsekuensi. Misalnya
dengan lewat berita kenaikan gaji pegawai atau kenaikan harga BBM, masyarakat
dengan segera akan mengikutinya karena terkait dengan konsekuensi kalkulasi
ekonomi sehari hari yang harus mereka hadapi.
4.
Conflict, peristiwa-peristiwa perang,
demonstrasi atau criminal merupakan contoh elemen konflik di dalam pemberitaan.
Perseteruan antar individu, antar tim atau kelompok, sampai antar Negara,
merupakan elemen-elemen natural dari berita-berita yang mengandung konflik.
5.
Oddity, peristiwa yang tidak biasa
terjadi ialah sesuatu yang akan diperhatikan segera oleh masyarakat. Kelahiran
bayi kembar lima, goyang gempa berskala richter tinggi, pencalonan tukang sapu
sebagai kandidat calon gubernur dan sebagainya, merupakan hal-hal yang akan
jadi perhatian masyarakat.
6.
Sex, sex kerap menjadi satu elemen
utama dari sebuah pemberitaan, tapi seks sering pula menjadi lemen tambahan
bagi pemberitaan tertentu, sperti pada berita sport, selebritis, atau criminal.
Berbagai brerita artis hiburan banya dibumbui dengan elemen sek. Berita politik
impeachment as Bill Clinton banyak terkait dengan unsur seksnya.
7.
Emotion, elemen ini kadang dinamakan
elemen human interest elemem ini menyangkut kisah-kisah yang mengandung
kesedihan, kemarahan, simpati, ambisi, cinta, kebencian, atau humor. Elemen
emotion dengan komedi, atau tragedy. Unsur human interest dalam
berita : Ketegangan ( suspense ). Ex pembacaan sidang, Ketidaklaziman (
unsualness ) bayi kembar lima, Minat pribadi ( personal interest ) tukang urut
bisa bikin langsing, Konflik, Simpaty, Kemajuan , Seks, Usia, Humor.
8.
Prominence, cuatan ketermukaan. elemen ini
adalah unsur yang menjadi dasar istilah “names make news” nama membuta berita.
Ketika seseorang menjadi terkenal maka ia akan selalu diburu oleh pencari
berita .unsur keterkenalan ini tidak bisa dibatasi atau hanya ditujukan kepada
status VIP semaa. Beberapa pendapat, tempat, dan peristiwa termasuk ke dalam
elemen ini. Contoh Bali petuah-petuash hidp dan hari raya memiliki elemen
keterkenalan yang diperhatikan banyak orang.
9.
Suspense, ketegangan elemen ini
menunjukan sesuatu yang ditunggu-ditunggu, terhadap sebuah peristiwa, oleh
masyarakat. Adanya ketegangan menunggu pecahnya perang ( invasi ) AS ke irak
adalah salah satu contohnya. Namun, elemen ketegangan ini tidak terkait dengan
paparan kisah berita yang berujung pada klimaks kemisterian. Kisah berita hyang
menyampaiakan fakta-fakta tetap merupakan hal yang penting. Kejelasan fakta
dituntut masyarakat. Contoh pada kasus bom bali tetap mengandung kejelasan
fakta.
10. Progress, kemajuan elemen ini merupakan
elemen “perkembangan” peristiwa yang ditunggu masyarakat. Contoh kesudahan
invasi militere amerika di irak masih ditunggu masyarakat atau terdapat virus
yang berkembangan misal sars maka beritanya akan tetap ditunggu oleh masyarakat
4.
Pengaruh Nilai Berita Terhadap
Khalayak
Televisi
sebagai media massa dalam komunikasi massa tidak terlepas dari dampak yang
terjadi di masyarakat. Pengaruh-pengaruh televisi bisa berarti sebagai efek
komunikasi massa. Memilki dua pengaruh yakni sebagai berikut: televisi
sebagai media massa merupakan sarana komunikasi massa yang tidak terlepas dari
efek-efek bagi masyarakat sebagai komunikan itu sendiri.
1. Televisi
mempunyai pengaruh positif dan negatif bagi kesehatan sosial masyarakat
Indonesia.
2. Pengaruh positif televisi di antaranya yaitu,
televisi sebagai penghibur pirsawan, sebagai media informasi, pengetahuan dan
pendidikan serta sebagai media aksi sosial masyarakat.
3. pengaruh
negatif televisi yaitu diantaranya merusak moral dan budaya bangsa,
menghabiskan banyak waktu berharga dan merusak perkembangan otak manusia.
5. AGENDA SETTING DALAM PROGRAM
PEMBERITAAN DI TELEVISI
Agenda setting namun seringkali dipuji karena
kembali mendefinisikan ide Lipman ke dalam teori agenda setting. “Pers lebih
penting daripada sekadar penyedia penyedia informasi dan opini”.Cohen menulis:“Barangkali
mereka tidak terlalu sukses dalam menyuruh apa yang dipikirkan seseorang,
tetapi mereka biasanya sukses menyuruh orang mengenai apa yang seharusnya
mereka pikirkan”. (Baran & Davis, 2010, hal)
“
·
BAB III
METODOLOGI
METODOLOGI
A.
RANCANGAN
PENELTIAN
Penelitian
ini merupakan analisis Framing yang digunakan untuk mengetahui perbandingan
kecenderungan pemberitaan kota Makassar di MetroTV dan TvOne.
B.
TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Teknik
penelitian diperoeh melalui instrument penelitian yaitu :
1.
Analisis
konten
Peneliti
memilih menggunakan metode analisis framing (bingkai) sebagai metode
penelitian.Alasannya, karena dalam perspektif komunikasi, analisis framing
dipakai untuk membedah cara-cara media dalam mengkonstruksi fakta.Framing ialah
sebuah cara bagaimana media menyajikan peristiwa dan mengkonstruksi fakta.
Penyajian tersebut dilakukan dengan menekankan bagian tertentu, menonjolkan
aspek tertentu, dan membesarkan cara bercerita tertentu dari suatu realitas
atau peristiwa. Media menseleksi, menghubungkan, dan menonjolkan peristiwa
sehingga makna dari peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat khalayak
(Eriyanto, 2002 : 66-67).
Dengan kata lain, framing
adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang
digunakan oleh wartawan etika menyeleksi isu dan menulis berita.
Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya
yang menentukan fakta-fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan
dihilangkan serta hendak dibawa kemana berita tersebut (Nugroho, Eriyanto,
Surdiasis dalam Sorbur, 2006 : 162). Ada dua esensi utama dari framing
tersebut.Pertama, bagaimana peristiwa dimaknai.Ini berhubungan dengan bagian
mana yang diliput dan mana yang tidak diliput.Kedua, bagaimana fakta itu
ditulis.Aspek ini berhubungan dengan pemakaian kata, kalimat, dan gambar untuk
mendukung gagasan.Digunakannya metode analisis framing dalam penelitian karena
framing merupakan analisis yang dilakukan media untuk mengkaji pembingkaian
realitas (peristiwa, individu, kelompok, dan lain-lain).
Pembingkaian tersebut merupakan
konstruksi yang artinya realitas dimaknai dan direkonstruksi dengan makna dan
cara tertentu. Framing digunakan media untuk menojolkan atau memberikan
penekanan aspek tertentu sesuai dengan kepentingan media. Akibatnya hanya
bagian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih diperhatikan, dianggap penting
dan lebih mengena dalam pikiran khalayak (Kriyantono,
2006 : 252).
Komentar
Posting Komentar