BENARKAH DIA SI BIRU YANG ENGGAN KUSEBUT NAMANYA?
foto https://www.google.co.id |
SIAPAKAH dia lelaki berkemeja putih, berjas hitam itu?
Benarkah dia Si biru berlogokan kepala burung elang yang pernah kutemui sebelumnya?
Suatu hari, di sebuah
ruangan dimana hampir semua orang mengenakan pakaian biru berlogokan kepala
burung elang terdapat seorang lelaki berpakaian
rapi lengkap dengan jas hitamnya duduk
tersenyum sambil bermain dengan gadjetnya dan menoleh memandangku. Ku pun yang sibuk mengetik sebuah naskah berita
sontak kaget melihat lelaki itu ada didalam ruangan tersebut.
Dalam hati
memastikan bahwa dia adalah si biru yang pernah kutemui. Namun kepastianku tentang
dirinya tak begitu ku hiraukan aku terus melanjutkan pekerjaanku. Tak lama kemudian aku masuk ke dalam sebuah
ruangan. Dan di dalam ruangan tersebut rupanya ada si biru juga. Tak ingin
ketahuan bahwa aku pernah beertemu dengannya pun aku memasang wajah dengan santai, seolah tak mengenalnya.
Ia pun tersenyum dan bertanya
sedang apa dirimu? Aku dan salah seorang rekanku, Orin tersenyum dan tidak
banyak bicara maklum ketika itu kami yang kaget kerja sedikit kaku dalam berkomunikasi.
Sibiru pun
memerintahkan salah seorang rekan kami yang lebih berpengalaman meminta dia mengajari kami membuat Credit
Title. “Ciehh nama kamu bisa dilihat di Makassar. Hebat kan” Ujarnya.
Keesokan harinya aku mencari si biru namun rupanya dia tidak ada bahkan suara kerennya yang biasa terdengan pada audio visual, tak ada lagi. Kerinduan Ingin bertemu lagi dengannya, hingga pada suatu ketika yang entah
taanggal berapa. Aku dan kedua rekanku Orin dan Anna berjalan menuju ke rumah bertemu dengan si biru yang turun dari tangga kosannya.
Ku pun yang tanpa malu-malu menegurnya “Hi kak” Kos disini juga kak?
tanyaku.
Aku memperkenalkan
diri, sementara orin dan Anna berjalan terus tanpa menghiraukankau yang entah dia malu atau apa dan sangking
bahagianya aku melompat, seperi anak-anak tak peduli dilihat atau tidak. hahah si Orin dan Anna tertawa mengejekku "Sampai segitunya kah?" Tanya Anna. aku tak menghiraukan apa kata mereka yang terpenting adalah saya bisa bertemu lagi dengan si biru.
Hari demi hari kami
lalui, aku pun masih menunggu dan berharap si biru duduk di kursi itu bersampingan dengan meja kerjaku, tempat dimana awal pertama kali ia duduk saat ia tersenyum kepadaku. Namun harapan itu rupanya
palsu.
Tapi Tuhan masih mempertemukan, setiap hari, setiap pulang dari kantor aku selalu berpapasan dengannya. Dan yang paling lucu adalah si orin sangat lihai dalam berbicar saat bertemu dengan orang yang ia gemari tidak berkutik. Bahkan lebih parahnya lagi Anna kalau liat fansnya lari pada suatu kejadian ia memanggil fansnya lalu berlari dan bersembunyi dibelakang mobil. Pernah, pada suatu waktu yang entah tanggal berapa aku juga lupa. Aku dan Orin berbicang-bincang mengenai SDM kantor kami yang kadang kadang membuat kesal. Tanpa sadar ternyata didepan kami ada sibiru daan temannya. Orin pun berlari dan berteriak cemas. Anna yang berada dalam kamar kaget mendengar suara orin, sementara aku yang masih bingung dengan sikap orin yang tiba-tiba saja berubah berputar-putar ditengah jalan.
Orin pun menunjuk arah dimana si biru berada, ahahahaha, aku tertawa, rupanya itu yang membuat orin berlari.
Hampir setiap malam bertemu si biru yang enggan kusebut namanya itu!
Bersambung...............
Komentar
Posting Komentar