Penyumbang Terbesar HIV dan AIDS adalah Homoseksual
Penyumbang terbesar penderita HIV dan AIDS adalah hubungan seks. Bukan hanya hubungan seksual yang dilakukan oleh pasangan yang sah dan terinfeksi HIV namun juga hubungan seksual yang dilakukan oleh pasangan homoseksual dan telah menjadi penyumbang tertinggi Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA).
Peningkatan angka HIV dan AIDS di Kota Makassar sendiri sudah semakin menghawatirkan. Pasalnya angka penderita HIV dan AIDS berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Kota Makassar, sudah mencapai 9.302 orang hingga Juni 2017 tahun ini. Dan penyumbang tertinggi adalah hubungan seksual laki-laki sesama laki-laki, diikuti hubungan pasangan suami istri yang tidak memperhatikan bahwa salah satu diantara mereka mengidap HIV dan tidak menggunakan kondom saat berhubungan, penyumbang lainnya adalah WPS (Wanita Pekerja Seks).
Minimnya pengetahuan terkait ODHA membuat stigma dan diskriminasi terhadap para pengidap HIV dan AIDS. Seolah menjadi hukuman sosial terhadap ODHA oleh masyarakat akibat ketidaktahuan mereka terhadap HIV dan AIDS serta bagaimana penularannya.
Terdapat banyak kasus diskriminatif di Indonesia terhadap ODHA dengan beragam cara seperti tindakan pengasingan, penolakan dan penghindaran atas orang yang terinfeksi HIV dan AIDS bukan hanya dilingkungan eksternal keluarga namun juga di dalam internal keluarga.
Salah seorang yang pernah mengalami hal tersebut adalah Yurike salah seorang Ibu Rumah Tangga yang terinfeksi penyakit HIV akibat terjangkiti oleh suaminya. Akibat tersebut Yurike mendapatkan perlakuan diskriminasi dari keluarganya bahkan enggan untuk berdekatan dengan Yurike, hal ini tentu saja menjadi sunami bagi dirinya.
Pada tayangan mata najwa tahun 2013 lalu, Yurike mengungkapkan keluarganya sampai enggan untuk bersentuhan dengan Yuri, salam sekalipun. Lantaran mengira HIV dapat tertular hanya dengan bersentuhan ataupun melalui alat makan.
Padahal HIV dan AIDS tidak menular dengan ciuman, berpegangan tangan, alat makan ataupun mandi bersama. HIV dan AIDS hanya akan menular melalui kontak seks, kontak darah dan kontak Ibu dan anak melalui air susu.
Namun bukan berarti seorang pengidap HIV dan AIDS tak boleh menikah, melakukan hubungan seksual dan hamil. Hanya saja ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini misalnya, menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual.
Dan untuk para ibu hamil yang terjangkiti penyakit menyeramkan ini secara intens perlu memeriksakan diri dan minum obat. Hal ini untuk menghindari bayi lahir tanpa terinfeksi HIV dan AIDS (negatif). Dan untuk menekan angka ODHA diperlukan sinergi seluruh komponen, tentu saja salah satu caranya adalah dengan menghentikan gonta-ganti pasangan dan kejujuran terhadap penyakit yang diidap dan menebarkan edukasi tentang HIV dan AIDS.
Penulis : Wirana Putri
Lok : Kopi teori, Makassar.
Peningkatan angka HIV dan AIDS di Kota Makassar sendiri sudah semakin menghawatirkan. Pasalnya angka penderita HIV dan AIDS berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Kota Makassar, sudah mencapai 9.302 orang hingga Juni 2017 tahun ini. Dan penyumbang tertinggi adalah hubungan seksual laki-laki sesama laki-laki, diikuti hubungan pasangan suami istri yang tidak memperhatikan bahwa salah satu diantara mereka mengidap HIV dan tidak menggunakan kondom saat berhubungan, penyumbang lainnya adalah WPS (Wanita Pekerja Seks).
Minimnya pengetahuan terkait ODHA membuat stigma dan diskriminasi terhadap para pengidap HIV dan AIDS. Seolah menjadi hukuman sosial terhadap ODHA oleh masyarakat akibat ketidaktahuan mereka terhadap HIV dan AIDS serta bagaimana penularannya.
Terdapat banyak kasus diskriminatif di Indonesia terhadap ODHA dengan beragam cara seperti tindakan pengasingan, penolakan dan penghindaran atas orang yang terinfeksi HIV dan AIDS bukan hanya dilingkungan eksternal keluarga namun juga di dalam internal keluarga.
Salah seorang yang pernah mengalami hal tersebut adalah Yurike salah seorang Ibu Rumah Tangga yang terinfeksi penyakit HIV akibat terjangkiti oleh suaminya. Akibat tersebut Yurike mendapatkan perlakuan diskriminasi dari keluarganya bahkan enggan untuk berdekatan dengan Yurike, hal ini tentu saja menjadi sunami bagi dirinya.
Pada tayangan mata najwa tahun 2013 lalu, Yurike mengungkapkan keluarganya sampai enggan untuk bersentuhan dengan Yuri, salam sekalipun. Lantaran mengira HIV dapat tertular hanya dengan bersentuhan ataupun melalui alat makan.
Padahal HIV dan AIDS tidak menular dengan ciuman, berpegangan tangan, alat makan ataupun mandi bersama. HIV dan AIDS hanya akan menular melalui kontak seks, kontak darah dan kontak Ibu dan anak melalui air susu.
Namun bukan berarti seorang pengidap HIV dan AIDS tak boleh menikah, melakukan hubungan seksual dan hamil. Hanya saja ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini misalnya, menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual.
Dan untuk para ibu hamil yang terjangkiti penyakit menyeramkan ini secara intens perlu memeriksakan diri dan minum obat. Hal ini untuk menghindari bayi lahir tanpa terinfeksi HIV dan AIDS (negatif). Dan untuk menekan angka ODHA diperlukan sinergi seluruh komponen, tentu saja salah satu caranya adalah dengan menghentikan gonta-ganti pasangan dan kejujuran terhadap penyakit yang diidap dan menebarkan edukasi tentang HIV dan AIDS.
Penulis : Wirana Putri
Lok : Kopi teori, Makassar.
Komentar
Posting Komentar