Tak Selamanya Harus Melihat ke atas
Tak selamanya kita harus melihat ke atas namun kita pun
harus bisa melihat ke bawah untuk bisa
melihat Sukses itu pada diri kita, tidak malu mengakui siapa diri kita, terbuka
dan mau menerima saran orang lain. Ini adalah Asma, Wirana Putri yang mereka, kalian kenal dengan
berbagai julukan yang kalian berikan padanya. Ia ingin menjadi seorang Jurnalis
yang tak hanya diakui oleh dirinya sendiri namun juga dimata dunia.
Hari ini ia belum menjadi apa-apa, ia masih terbilang anak
ingusan yang sedang merangkak dan terus belajar. Ia tak pernah malu mengakui siapa dirinya, Si
Caddi adalah salah satu julukan untuknya. Dia adalah orang yang sangat terbuka
dan selalu berbagi kepada siapa saja kadang-kadang ia terlalu polos hingga sulit
membedakan siapa lawan dan siapa kawan tapi baginya semua adalah kawan karena
ia tak ingin hidup dengan musuh.
Si Caddi memiliki keinginan, cita-cita yang begitu besar, ia lahir di sebuah Desa terpencil yang terletak di kabupaten Pangkep, dengan mata pencaharian penduduk sebagai petani, selama 11 tahun ia tumbuh dan berkembang di kampung tersebut berbagai rutinitas ia kerjakan,seperti menggembala sapi, bertani atau apapun itu yang bisa membuatnya sibuk karena itulah, ia dinilai sebagai anak yang rajin di kampung halamannya.
Si Caddi memiliki keinginan, cita-cita yang begitu besar, ia lahir di sebuah Desa terpencil yang terletak di kabupaten Pangkep, dengan mata pencaharian penduduk sebagai petani, selama 11 tahun ia tumbuh dan berkembang di kampung tersebut berbagai rutinitas ia kerjakan,seperti menggembala sapi, bertani atau apapun itu yang bisa membuatnya sibuk karena itulah, ia dinilai sebagai anak yang rajin di kampung halamannya.
Melihat dan merasakan kondisi kampung halamannya ia kemudian
memilih untuk Hijrah di Kota Makassar di usianya yang masih menginjak angka 11
tahun tepat pada 2006 silam. Si Caddi memilih untuk tinggal dan bersekolah di
Kota Makassar sejak saat itu hingga saat ini walau harus terpisah dari kedua orangtua dan
keluarganya tapi baginya ini menjadi kesempatan untuk membuktikan bahwa dirinya
bukanlah anak yang manja dan bagaimana merasakan rindu ingin pulang kampung,
rindu bercanda tawa dengan keluarga,
rindu dengan kebersamaan, dan rindu dengan pelukan kedua orangtua.
Semuanya telah terlewati, hari ini ia tengah berusaha menata
hidup yang lebih cerah untuk bisa menggapai mimpi yang ia gantungkan.
Makassar, 26 Oktober 2016
Pukul: 01.12 WITA
Komentar
Posting Komentar