Hadir, mengisi hati yang lama Sepi



Tepat 10 Maret 2016 kurang lebih 2 jam sebelum hari itu berganti menjadi 11 Maret dimana kita bangsa Indonesia mengenang salah satu hari bersejarah di negeri ini, Hari SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret) ke - 70.

Aku dan kamu sama-sama sepakat untuk menjalani sebuah hubungan yang dalam bahasa familiarnya dikenal dengan kata Pacaran. Walaupun sebenarnya saya tidak sepakat dengan kata itu, saya tetap sepakat dengan apa yang menjadi  keyakinan saya dalam Islam yakni Tauhid.

Ini bukanlah untuk pertamakalinya aku mengenal seseorang, beberapakali aku pernah belajar mengenal tapi semua harus renggang akibat mereka tidak sepakat dengan caraku. Aku tahu dalam sebuah hubungan pacaran, memilih caraku memang tidak akan lama apalagi zaman sekarang zaman kehidupan Hedonis, zaman dimana banyak remaja tak lagi menghiraukan harga dirinya. Ya, Aku tahu tanpa tet-tot-tit- la-la-la hubungan itu akan sangat terasa hambar. Katanya sih gitu, wkwk.  

Ketika kamu bertanya padaku apakah aku yakin denganmu? Percayalah selama dirimu yakin selama itu juga diriku yakin,  Tanda keyakinanku adalah berani menyepakati permintaanmu sebelum mengenal dirimu lebih jauh, hal yang tak biasa aku lakukan dengan yang sebelum-sebelumnya.

Aku yakin  saat kamu jalan denganku, kamu merasa aku seperti anak kecil seperti anak SMP yang sedang menjalani Cinta Monyet hahah. Benar Tidak?  Tapi ku akui dalam hal ini aku memang tidak berpengalaman tapi aku cukup dewasa dalam memandang sebuah hubungan.

Aku ingin meminta sesuatu padamu, aku minta dirimu menghargai diriku, aku ingin menjalankan hubungan ini se-sehat yang diajarkan Islam (bukannya sok alim) tapi kepada siapa dan dimana  lagi kita berpegang teguh kalau bukan pada keyakinan kita.  Disinilah aku bisa melihat seberapa besar rasa sayang dan  keyakinanmu padaku.

Kamu juga perlu tahu 11 tahun yang lalu aku hijrah ke Makassar  meninggalkan kedua orangtuaku dan hanya bertemu sekali dalam setahun demi menimba Ilmu Di kota Orang. Seringkali aku berperang dengan perasaan rindu, marah, benci, sedih karena tidak berada di sisi mereka, tdak dapat merasakan kasih sayang yang seharusnya aku dapatkan. Namun, semua itu telah mengajarkan aku bagaimana aku memandang hidup, walau kadang aku juga rapuh dan bertingkah laku seperti anak kecil tapi aku  terus belajar bertanggungjawab terhadap diriku sendiri aku bukanlah tipe orang yang senang denga foya-foya. Aku ingin hidup sederhana dan bermakna hanya itu saja. 

( Asma, Makassar 15 Maret 2016)
Sampai ketemu di part-part berikutnya. hehe
Salam Kesayangan, 








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dikekang Rasa

TETAP SEMANGAT, KEJARLAH MIMPI!

Tidak Harus Mengubah Cover untuk menjadi Tomboy